Sabtu, 17 Desember 2016

Kejahatan Cyber bersumber Wifi

Kejahatan Cyber Melalui Jaringan Wifi


Hacking
Sebuah kebiasan yang sering kita lakukan terutama mahasiswa yang mulai masuk tanggal tua itu biasanya suka memanfaatkan fasilitas kampus yang ada kayak lab dengan fasilitas internet yang lumayan ngebut, jaringan wifi yang lumayan juga tapi kadang suka kehabisan IP :v adalah datang lebih awal ke kampus padahal gak ada jam kuliah pagi :v . Tujuannya si simple, cuman pengen dapetin IP biar gak kehabisan kalo  masuk siang mah :v.
Tanpa kita sadari, ternyata kebiasaan tersebut bisa menimbulkan prolem yang lumayan dan mungkin sangat besar untuk kita. Di dalam jaringan wifi yang kita pakai, otomatis memiliki IP Address dan tersambung pada suatu server. Nah di dalam wifi tersebut penjahat cyber atau yang lebih kerennya adalah Hacking dapat masuk ke dalam jaringan wifi yang kita masukin juga dan dapat meng-otak-atik jaringan yang kita pakai.
Salah satu berita yang menyatakan kejahatan cyber di Okezone.com meberitakan efek dari kejahatan cyber atau hacking seperti berikut.
Symantec merilis Norton Report 2013 untuk memahami cara kejahatan cyber mempengaruhi konsumen, cara penerapan dan evolusi teknologi baru berdampak pada keamanan masyarakat.
Dari laporan Norton Report terungkap bahwa pengguna perangkat mobile(smatrphone, tablet), jejaring sosial, dan WiFi di area umum, merupakan sasaran para penjahat cyber.
Norton Report 2013 mengungkapkan bahwa 41 persen responden mengalami kejahatan cyber dalam 12 bulan terakhir. Symantec melakukan studi di 24 negara dengan 13 ribu responden berusia 18-64 tahun.
Dari laporan diketahui bahwa perangkat mobile yakni smartphone dan tablet juga menjadi media bagi para penjahat cyber melakukan aksinya. 63 persen responden diketahui memiliki smartphone dan 30 persen tablet.
38 persen dari pengguna smartphone pernah mengalami kejahatan cyber, tetapi sayangnya hanya 33 persen diantaranya yang memiliki software free security. Sedangkan pengguna tablet yang memiliki software keamanan lebih tinggi yakni 42 persen.
Secara keseluruhan, 57 persen pengguna perangkat mobile tidak peduli tentang solusi keamanan. Selain itu, kelalaian pengguna jejaring sosial juga bisa menyebabkan timbulnya kejahatan cyber.
Pasalnya, 39 persen pengguna jejaring sosial tidak me-log out akun mereka, 25 persen memberitahu password kepada orang lain, dan 31 persen berteman dengan orang asing.
“Jejaring sosial, terutama Facebook sangat terkenal, termasuk di Indonesia. Tapi disana (jejaring sosial) juga banyak ancaman cyber, karena itu kita harus waspada, seperti harus berhati-hati dengan password,” tutur Product Marketing Manager, Consumer & Small Business Asia Regional Marketing Symantec Philip Routley di Jakarta, Kamis (17/10/2013).
Kejahatan cyber di jejaring sosial, misalnya, ditemukan cukup banyak akun Facebook palsu dan penipuan lainnya untuk menghasilkan uang. “Penjahat cyber sekarang lebih pintar, kalau dulu kita bisa langsung tahu, tapi sekarang setelah ada korban baru kita tahu,” jelas Consumer Sales Manager Symantec Indonesia Rita Nurtika.
Pengguna internet juga diharus berhati-hati menggunakan WiFi di area umum. Sangat ditekankan untuk tidak menggunakan informasi pribadi dan penting saat menggunakan WiFi di area umum, karena bisa menjadi incaran para penjahat cyber.
Sayangnya, 59 persen orang dewasa justru menggunakan WiFi umum dan tak aman. Selain itu juga diketahui 54 persen mengakses email, 56 persen mengakses jejaring sosial, 29 persen dilakukan untuk berbelanja online, dan 29 persen digunakan untuk mengakses akun bank menggunakan WiFi di area umum dan itu termasuk tidak aman
Jadi mulai sekarang kita harus lebih berhati-hati lagi karena menurut penjelasan di atas kajahatan dilakukan saat kita menggunakan akses WiFi dan tidak melakukan log out pada akun yang kita gunakan
Sumber : http://techno.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Buku Tamu

Recent posting

Recent comment